Solusi Hadapi Krisis Iklim, Berikut Strategi Anies Baswedan

2 min read

Akhir-akhir ini, kita telah merasakan perubahan iklim dengan intensitas yang semakin meningkat. Tidak hanya suhu yang semakin panas dan cuaca yang tidak dapat diprediksi, namun dampaknya juga melampaui sekadar turun atau tidaknya hujan, hembusan angin, atau kondisi yang semakin kering dan panas. Perubahan iklim ini sudah mulai berdampak pada ketidakstabilan jadwal tanam, kesehatan masyarakat yang terkena dampaknya, hambatan dalam melakukan aktivitas, dan bahkan hilangnya rumah dan lahan akibat abrasi yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut. Periode ini tidak lagi hanya tentang “perubahan cuaca”, tetapi telah berubah menjadi suatu “krisis iklim”.

Bukan hanya di kota-kota tertentu, tetapi krisis iklim telah menyebar di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Dampak dari krisis iklim tidak hanya terkait perubahan jadwal musim kemarau dan hujan, melainkan juga sudah mulai mempengaruhi kenaikan permukaan air laut. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah terkena banjir rob, bahkan tanah dan rumah-rumah mereka sudah tergenang oleh air laut.

Senin, 12 Juni 2023, majalah Media Indonesia menerbitkan opini yang menarik dari Anies Baswedan, bakal calon presiden 2024 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Dalam opini tersebut, Anies Baswedan menyoroti isu krisis iklim dengan judul yang menggema, “Indonesia darurat krisis iklim”.

Terbilang jarang tokoh politik yang memberikan perhatian pada isu “iklim” dan mengajukan gagasan terkait hal tersebut. Namun, Anies Baswedan memilih jalur yang berbeda. Dengan pengalamannya sebagai gubernur DKI Jakarta dan peran pentingnya dalam forum global seperti C40 (jaringan kota-kota besar yang berkomitmen untuk mengatasi krisis iklim), ia berusaha menciptakan perubahan yang signifikan.

Solusi dengan Diplomasi

Selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada periode 2017-2022, Anies Baswedan telah membuktikan kemampuannya. Salah satu prestasi yang diungkapkan adalah penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% di Jakarta pada tahun 2020, sementara target untuk tahun 2030 adalah 30%. Keberhasilan ini tidak hanya berkat upaya satu pihak, melainkan melibatkan berbagai pihak yang bekerja sama. Mulai dari kebijakan transportasi yang diimplementasikan, pembangunan trotoar untuk pejalan kaki, hingga pengembangan jalur sepeda. Semua ini terintegrasi dengan baik melalui peraturan gubernur nomor 31/2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan Provinsi DKI Jakarta.

Dengan mempertimbangkan data yang telah disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan diplomasi mampu mengurangi dan mengatasi konsekuensi dari krisis iklim. Hasilnya jelas terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang menjadi lebih nyaman.

Solusi dengan kolaborasi

Tidak hanya menginspirasi, Anies Baswedan juga mengajak generasi kiwari, generasi masa kini, untuk ikut serta secara aktif dalam mengatasi krisis iklim. Beliau menyadarkan bahwa tugas ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.

Anies Baswedan berpendapat bahwa saatnya generasi kiwari, generasi masa kini, bergerak bersama untuk mencari solusi. Meskipun solusi yang ditemukan dapat beragam, intinya adalah memberikan ruang bagi generasi kiwari untuk berperan aktif dalam mewujudkan keadilan iklim. Sudah tiba waktunya untuk mengubah ini menjadi perhatian dan gaya hidup yang dianut oleh semua orang.

Gagasan Anies Baswedan memiliki sifat inklusif yang merangkul semua orang, termasuk generasi kiwari yang perlu diperkenalkan dan diikutsertakan sebagai bagian dari solusi dalam setiap tantangan. Generasi kiwari telah tiba saatnya untuk menjadi pelopor dalam menawarkan solusi dan menggerakkan perubahan yang dapat memperbaiki segala masalah dan kekurangan yang ada.

Anies Baswedan juga menggagas sebuah harapan bahwa masa depan negara kita akan dipimpin oleh seseorang yang memiliki visi yang jelas dan mampu mengambil tindakan konkret untuk mendorong kemajuan Indonesia. Ketika seorang pemimpin berfokus pada prestasi, gagasan, dan solusi, secara berangsur-angsur masalah dan tantangan yang dihadapi oleh negara ini akan teratasi melalui kerjasama bersama.

Tibalah saatnya bagi kita untuk menjadi agen perubahan yang mampu menawarkan solusi untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan, termasuk krisis iklim yang semakin dirasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *